Oleh : Jeky_nozzle
OSPEK
(Orientasi Studi Pengenalan Kampus) nampaknya telah
banyak membuat kisah sengit untuk dikenang. Lalu bagaimana dengan persiapan
mahasiswa baru untuk OSPEK yang akan mereka hadapi? Nampaknya 75% adalah
persiapan mental dan selebihnya adalah kondisi fisik dan tugas.
Ternyata, kasus-kasus kekerasan yang sering menimpa banyak mahasiswa
baru oleh kakak-kakak seniornya semasa OSPEK tak sedikit membuat para
peserta OSPEK dilema mengikuti acara ini. Padahal OSPEK adalah cara
pengenalan karakter seorang mahasiswa yang sangat berpengaruh bagi
keadaan psikologis mereka dan tentu saja berimbas pada kehidupan mereka
di kampus dan lingkungan yang lain.
Dari
tahun ke tahun OSPEK semakin lebih baik, kekerasan pun jarang dijumpai
lagi. Namun masih saja ditemukan mahasiswa baru takut menghadapi OSPEK.
Dari kampus yang mengadakan OSPEK, rata-rata memiliki tujuan
OSPEK yang sama, yakni memperkenalkan kampus dan menciptakan karakter
baru dari seorang siswa menjadi seorang mahasiswa. Isi dari kegiatan
OSPEK universitas pun mayoritas sama, yaitu
penyampaian visi-misi universitas, motivasi, dan kedisiplinan. Tentu
untuk mahasiswa-mahasiswa umum yang telah merasakan pahit-getirnya
menjadi mahasiswa, hal tersebut sangat mudah dilakukan, namun bagaimana
dengan mahasiswa-mahasiswa baru yang belum tahu? Maka dari itu OSPEK
berpengaruh besar bagi peserta OSPEK itu sendiri.
Banyak
yang mengatakan OSPEK hanya kegiatan yang tidak ada gunanya. Jika
demikian halnya mengapa banyak universitas di Indonesia menetapkan
sertifikat OSPEK digunakan untuk syarat yudisium dan kelulusan mereka.
Para birokrat universitas pun tak main-main dengan kebijakan ini, karena
ikut sertanya mereka dengan kegiatan OSPEK itu berarti mereka telah
mengenal kampus dengan baik dibandingkan yang tidak mengikuti. Latar
belakang, visi-misi, bahkan kebobrokan universitas yang harus di
perbaiki pun harus diketahui. Inilah yang memang ditanamkan, jiwa kritis
khas yang dimiliki para mahasiswa
Perlu
kita ketahui, menjadi mahasiswa itu tidak mudah. Tak hanya tuntutan
akademik yang harus bernilai A, tapi semangat pengapdian masyarakat pun
harus lebih dari itu, karena aplikasi dari menjadi mahasiswa adalah kita
dapat benar-benar bermanfaat bagi lingkungan sekitar, terutama bangsa
kita yang pada dasarnya belum juga bisa dikatakan baik. Apalah artinya
jargon “HIDUP MAHASISWA !!” bila mahasiswa bukan siapa-siapa. Apakah
disekolah kita temukan kata-kata yang serupa? Tentu tidak. Mahasiswa
adalah agen perubahan, dimana ditangannya menggenggam rencana-rencana
pembangunan bangsa agar menjadi bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mereka bukan lagi ABG yang hanya dapat menerima teori dan
doktrin-doktrin dari guru. Tetapi mereka adalah bank karya yang selalu
menorehkan semangat perubahan agar tak lagi mau didekte teori-teori
janggal dan doktrin-doktrin yang bisa disangkal. Dari itulah kita dapat
menyimpulkan, untuk menjadi mahasiswa tidaklah gampang, butuh persiapan
dan pengenalan yang pada akhirnya para mahasiswa baru dapat dengan cepat
mulai berfikir rencana-rencana apa yang akan mereka sumbangkan.
Dan
bagi teman-teman mahasiswa panitia OSPEK, inilah saatnya kita buktikan
bahwa OSPEK bukanlah acara yang selalu memberatkan mahasiswa. Implikasi
dari OSPEK itu sendiri adalah biarkan mereka mengenal kampus dan dunia
mereka yang baru. Jadikan OSPEK yang sekali dalam hidup mereka ini
berkesan penuh arti bukan justru menorehkan benci pada OSPEK Masalah
kekerasa dalam OSPEK sudah tidak lagi menjadi bahasan, tetapi justru
dari biayalah yang memberatkan. Karena yang mengikuti OSPEK tak hanya
dari kalangan atas, bawah dan menengah pun lebih banyak maka diharapkan
panitia dapat lebih cerdas dalam merencanakannya. Pancinglah kreatifitas
mereka bukan uang orang tua mereka. Ternyata sampai sekarang masih
banyak juga yang mengeluh tentang penugasan OSPEK yang terlalu ribet dan
mahal. Kreatif tidak selalu mahal dan kedisiplinan tidak selalu identik
dengan adanya penugasan yang seragam. Kuncinya adalah “kreatif”.
Sekarang
bukan jamannya lagi kegiatan OSPEK adalah kegiatan yang membosankan,
bahkan banyak dari kalangan mahasiswa lama merindukan acara OSPEK
diadakan lagi untuk mereka. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari
OSPEK, saatnya kita merubah paradigma kita tentang OSPEK. Bosan atau
tidaknya kegiatan OSPEK sebenarnya kita yang membawa. Cobalah lihat
teman-teman kita yang aktif saat OSPEK, mereka tampak berguna dan
memberikan kesan baik pada dirinya sendiri maupun teman-temannnya. Tapi
jika kita hanya diam dan bertekuk lutut dengan acara OSPEK justru hanya
akan timbul pemikiran “OSPEK adalah acara sampah yang tak berguna” dan
itu salah. Karna yang membuatnya sampah adalah diri mereka sendiri.Salam,,,,dan Hidup Mahasiswa
No comments:
Post a Comment