Chelsea sukses merebut gelar Eropa untuk dua musim beruntun setelah menundukkan Benfica 2-1 di final Liga Europa, Rabu (15/5) malam.
Benfica menyambut final dengan ambisi memupus kutukan Bela Guttman yang sudah berjalan 51 tahun, yaitu tak lagi mampu sukses di final kejuaraan antarklub Eropa sejak membekuk Real Madrid 5-3 di final Piala Champions. Uniknya, kejayaan terakhir Benfica di pentas internasional itu terjadi di Amsterdam. Saat itu Benfica ditangani pelatih asal Hongaria, Bela Guttman, yang atas suksesnya meminta kenaikan gaji. Direksi klub menolak permintaan itu mentah-mentah sehingga Guttman melontarkan kutukan, "Takkan pernah lagi Benfica menjuarai Piala Eropa selama seratus tahun ke depan!"
Sementara, Chelsea berjuang meraih gelar setelah gagal di kancah domestik dan tak mampu pula mempertahankan trofi Liga Champions. Upaya tersebut dilakukan tanpa diperkuat John Terry dan Eden Hazard akibat cedera. Sementara, Benfica memainkan susunan tim inti terbaiknya dengan eks gelandang Chelsea Nemanja Matic sebagai jangkar dan penyerang andalan Oscar Cardozo.
Babak Pertama
Benfica langsung menggebrak. Pertahanan Chelsea dibuat kalang kabut ketika Cardozo berupaya menyambut umpan silang Eduardo Salvio. Wakil Portugal itu menerapkan permainan menekan hingga garis pertahanan lawan sehingga pemain Chelsea tak leluasa membangun serangan sejak awal.
Kesempatan diperoleh Chelsea dengan memanfaatkan ruang di sektor sayap. Ramires hampir saja lepas ketika berlari menyongsong sebuah umpan panjang. Laju si pelari dari Brasil itu terpaksa dihentikan Matic. Herannya, wasit Bjorn Kuipers hanya memberi peringatan kepada sang pelanggar.
Permainan umpan-umpan pendek Benfica kembali mengancam. Setelah tendangan Cardozo diblok Ashley Cole, bola liar mampir di hadapan Nicolas Gaitan. Sayangnya tendangan Gaitan melambung tidak karuan. Begitu juga dengan peluang Rodrigo usai sebuah tendangan bebas. Bola tidak berhasil merepotkan Petr Cech.
Benfica masih medikte permainan dan Gaitan memperoleh lagi peluang melepaskan tembakan tetapi tetap tanpa hasil. Menit 39, Frank Lampard mengajari para pemain Benfica cara melepaskan tembakan akurat. Tendangannya deras melengkung sehingga hampir saja Artur Moraes terkecoh. Peluang berbahaya pertama untuk Chelsea itu hanya menghasilkan tendangan penjuru.
Peluang berikutnya didapat melalui bola mati. Oscar memanfaatkan kesalahan Matic dan Luisao, tetapi dihentikan Ezequiel Garay yang menerima kartu kuning atas pelanggaran profesional itu. Namun, tendangan bebas Lampard tidak berbahaya sama sekali. Kedudukan tanpa gol ketika peluit babak pertama berbunyi.
Babak Kedua
Benfica sama sekali tidak mengendurkan tekanan. Persis seperti paruh pertama pertandingan, serangan langsung mereka lancarkan ketika kick-off dimulai. Gaitan lagi-lagi melepaskan tembakan yang tidak akurat. Menit 52, Cardozo menceploskan bola ke dalam gawang Cech melalui sundulan. Namun, gol dianulir karena sang striker terperangkap off-side.
Tujuh menit kemudian Chelsea memecah kebuntuan. Bola panjang Cech langsung mencapai Torres. Dengan ketenangan tingkat tinggi dia melewati hadangan Luisao dan Artur Moraes sebelum melesakkan bola ke dalam gawang kosong.
Reaksi Benfica adalah memasukkan dua pemain ofensif sekaligus, Lima dan Ola John menggantikan Rodrigo dan Lorenzo Melgarejo. Dampaknya, Gaitan ditarik ke belakang menjadi bek kiri.
Benfica akhirnya mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-68. Sebuah aksi Cardozo di dalam kotak penalti membuat Cesar Azpilicueta menyentuh bola dengan tangan. Dari titik putih striker kidal asal Paraguay itu sukses memperdaya Cech.
Cardozo terbukti menjadi pemain Benfica paling berbahaya. Delapan menit memasuki akhir pertandingan, tendangan kaki kirinya dari luar kotak penalti menukik tajam ke arah gawang. Beruntung Cech dapat menjangkau bola sehingga hanya menyebabkan tendangan penjuru.
Tensi pertandingan terus meningkat. Tendangan keras Lampard dari jarak 30 yard nyaris memberikan gol kemenangan untuk Chelsea ketika memasuki dua menit sisa pertandingan.
Dengan tambahan waktu tiga menit, sepertinya pertandingan harus melalui babak perpanjangan waktu. Namun, persis di menit terakhir Branislav Ivanovic muncul menyambar tendangan penjuru Juan Mata untuk mempersembahkan gol penentu pertandingan. Tak lama setelahnya peluit panjang berbunyi tanda pertandingan final yang dramatis ini berakhir.
Chelsea mampu menyandingkan gelar juara Liga Europa dengan trofi Liga Champions yang mereka rebut musim lalu. Sementara, tuah Amsterdam rupanya tidak mampu mengakhiri kutukan Bela Guttman buat Benfica.
Susunan pemain inti:
Chelsea Petr Cech; Gary Cahill, Branislav Ivanovic, Cesar Azpilicueta, Ashley Cole; David Luiz, Frank Lampard; Juan Mata, Oscar, Ramires; Fernando Torres.